Kamis, 12 Desember 2013

"DIKSI"

Pengertian Diksi

 Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.


Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat.
·         Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
·         Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuasa-nuasa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menentukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas ,efektif dan mudah dimengerti.


Adapun Fungsi diksi yaitu  :
·         Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
·         Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
·         Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Aspek Kata

Setiap kata terdiri dari dua aspek, yaitu brntuk dan makna. Bentuk merupakan sesuatu yang dapat diinderai, dilihat, atau di dengar. Makna merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena rangsangan bentuk. Apabila ada seseorang berteriak’’banjir!’’ dalam pikiran kita timbul reaksi karena kita mengetahui arti kata tersebut. Karena itu, pikiran kita akan menyatakan ada gerakan air deras, besar, meluas, dan meluas secara tiba-tiba. Jadi, yang dimaksud bentuk adalah semacam kata banjir, sedangkan makna adalah reaksi yang timbul dari pikiran kita. Reaksi tentu akan berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung pada tingkat perubahan setiap orang akan bentuk dan makna suatu kata.
            Untuk memahami kata, kita harus mengetahui bentuk dan makna kata iti sekaligus. Pemahaman terhadap salah satu aspek saja tidak menjamin pemahaman terhadap kata. Seseorang yang mengetahui bentuk atau rupa suatu benda belum tentu mengetahui namanya. Demikian pula halnya, seseorang yang mengetahui namanya saja belum tentu mengetahui bentuk atau rupa benda itu. Jadi, pemahaman terhadap bentuk dan makna kata merupakan syarat bagi pemahan terhadap kata.
Sebagaimana dikemukakan, untuk dapat berbasa yang baik, benar, dan cermat, kita harus memperhatikan pemakaian kata dan kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa yang kita gunakan. Misalnya, kita mengunakan bahasa Indonesi, maka yang harus kita perhatikan adalah kata dan kaidah bahasa Indonesia.
            Dalam pengunaan kata, selain harus memperhatikan fakor kebahasaan, kita pun harus mempertimbangakan berbagai faktor di kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada pengunaan kata karena kata merupakan tempat penampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.


Bahasa sebagai alat komunikasi berfungsi untuk menyampaikan gagasan atau ide pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Pendengar atau pembaca akan dapat menerima gagasan atau ide yang di sampaikan pembicara atau penulis apabila pilihan kata yang mengandung gagasan dimaksud tepat. Pilihan kata yang tidak tepat dari pembicara atau penulis dapat mengakibatkan gagasan atau ide yang di sampaikan tidak dapat di terima  dengan baik oleh pendengar atu pembaca. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut: kata bermakna denotatif dan konotatif, kata bersinonim, kata umum dan kata khusus, dan kata yang mengalami perubahan makna

  Kata Bermakna Denotatif
 Makna denotatif   adalah makna yang menunjukkan adanya hubngan konsep dengan kenyataan. Maka ini merupakan makna yang lugas, makna apa adanya. Makna ini bukan makna kiasan atau penumpamaan.
Contoh kata denotatif :                                  
-          Membicarakan
-          Memperlihatkan
-          penonton

Contoh :
Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.

    Kata Bermakna Konotatif
Makna konotatif atau asosiatif muncul akibat asosiasi perasaan atau pengalaman kita terhadap apa yang di ucapkan atau apa yang di dengar. Makna konotatif dapat muncul di samping makna denotatif suatu kata.

  Contoh kata konotatif :
-          Membahas, mengkaji
-          Menelaah, meneliti, menyelidiki
-          Pemirsa, pemerhati

Dalam bahasa tulisan ragam ilmiah dan formal yang harus kita gunakan adalah kata-kata denotatif agar keobjektifan bisa tercapai dan mudah dipahami tanpa adanya asosiasi. Hal ini perlu diperhatikan karena apabila terdapat asosiatif, pemahaman pembaca atau pendengar sangat subjektif dan berkelainan. Kita bandingkan kata perempuan dan pandai dalam kalimat berikut.
1)   a. Perempuan itu ibu saya.
      b. Ah, dasar perempuan.
2)         a. Saudara saya termasuk orang pandai dalam memootifasi orang lain untuk berpikir positif.
      b. karena kenyakinannya, barang yang hilang itu dinyatakan kepada orang pandai  yang tinggal di sebuah kota.

  Kata Bersinonim
            Kata bersinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Banyak kata bersinonim yang bertdetonasi sama, tetapi konotasinya berbeda. Akibatnya, kata-kata yang bersinonim itu dalam pemakaiannya tidak  sepenuhnya dapat saling menggantikan. Kata-kata mati, meninggal, wafat, dan berpulang, mangkat, mampus, dan berpulang memiliki makna denotasi yang sama, yaitu nyawa lepas dari raga, tapi makna konotasinya berbeda. Relakah saudara kepada orang yang yang sangat saudara hormati dan saudara cintai mengatakan dia telah mampus kemarin, sebaliknya kepada bintang saudara mengatakan binatang kambing itu telah wafat kemarin.
            Dengan contoh tadi jelaslah bagi kita bahwa kata dapat memiliki kekhususan dalam pemakainnya walaupun kata yang digunakan  memiliki makna denotasi yang sama.
Contoh kata bersinonim :
-          Cerdas                   = cerdik, hebat, pintar.
-          Besar                      = agung, raya
-          Mati                      = mangkat,wafat,meninggal
-          Ilmu                      = pengetahuan
-          Penelitian              = penyelidikan
    Kata Bermakna Umum dan Bermakna Khusus
           Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar atau memebaca kata yang bermakna kabur akibat maknanya terlalu luas. Kata seperti itu sering mengganggu kelancaran dalam komunikasi, karena itu, agar komunikasi berlangsung dengan baik., kita harus dengan cermat menggunakan kata yang bermakna umum dan bermakna umum dan bermakna khusus secara tepat. Jika tidak, komunikasi terhambat dan kesalahpahaman mungkin muncul.
              Kata bermakna umum mencangkup kata bermakna umum dapat menjadi kata bermakna khusus. Kata bermakna umum  dapat menjadi kata bermakna khusus jika dibatasi. Kata bermakna umum digunakan dalam mengungkapkan gagasan yang bersifat umum, sedangkan kata bermakna khusus digunakan untuk menyatakan gagasan yang bersifat khusus atau terbatas. Mari kita simak contoh berikut ini.
1. Dia memiliki kendaraan
2. Dia memiliki mobil.
3. Dia memiliki sedan.
              Kata sedan dirasakan lebih khusus dari pada kata mobil. Kata mobil lebih khusus dari pada kata  kendaraan. Demikian pula halnya dalam kata beruntun ini binatang, binatang peliharaan, kucing.
Contoh kata umum dan kata khusus
                        Kata umum                                         kata khusus
                     - Ikan                                        - Gurame, lele, sepat, tuna, dll.
                     - Bunga                                     - mawar, ros, melati,dan anggrek.

  Kata Yang Mengalami Keluhan Makna
         Sejarah perkembangan kehidupan manusia dapat mempengaruhi sejarah perkembangan makna kata. Dalam bahasa Indonesia, juga dalam bahasa lain, terdapat kata yang mengalami penyempitan makna, peluasan makna, dan perubahan makna. Kata sarjana dan pendeta merupakan contoh kata yang menngalami penyempitan makna. Kata sarjana semula digunakan untuk cendekiawan yang telah menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi. Kata pendeta semula memiliki arti orang yang berilmu, kini hanya digunakan untuk menyebut guru atau pemimpin agama Kristen.
         Kata berlayar, bapak, ibu, saudara, putrid-putri merupakan contoh kata  yang mengalami peluasan makna. Kata berlayar semula digunakan dengan makna bergerak di laut mengguanakan perahu  layar. Kini maknanya menjadi luas, yaitu bepergian di atas laut, baik memakai perahu layar maupun memakai alat trasportasi lain. Kata bapak, ibu, dan saudara semula hanya digunakan dalam hubungan kekerabatan. Kini ketiga kata  tersebut digunakan juga untuk menyebut atau menyapa orang lain yang bukan keluarga, bukan kerabat. Begitu pula halnya kata putra-putri. Semula kata ini hanya digunakan untuk menyebut anak raja. Kini anak siapa pun berhak dan boleh disebut putra-putri.
         Demi ketepatan pilihann kata kita pun harus berhati-hati mengunakan kata-kata yang memiliki tampilan mirip seperti kata bahwa, bawa dan bawah;gaji dan gajih;sangsi dan sanksi. Kita pun harus berhati-hati menggunakan ungkapan tentu seperti bercerita tentang, bukan menceritakan tentang, sesuai dengan, bukan sesuai, bergantung pada atau tergantung pada, bukan tergantung atau tergantung dari ( bandingkan dengan depend on dan hang on dalam bahasa inggris).

       Kesesuaian Pilihan Kata
Kesesuaian pilihan kata berkaitan dengan pertimbangan pengungkapan gagasan atau ide dengan memperhatikan situasi bicara dan kondisi pedengar atau pembaca. Dalam pembicaraan bersifat resmi atau formal, kita harus menggunakan kata-kata baku. Sebaliknya, dalam pembicaraan tak resmi atau santai, kita tidak dituntut berbicara atau menulis  dengan menggunakan kata-kata baku untuk menjaga keakraban.
Faktor kepada siapa kita berbicara atau  kita menulis atau diperhatikan agar kata-katayang kita gunakan dapat di ppahami oleh mereka. Pada saat kita berbicara kepada masyarakat awan, sebaiknya kita gunakan kata-kata umum(populer); jangan kita gunakan kata-kata yang bersifat ilmiah. Tujuan kita berbicara atau menulis tentu untuk dipahamoi orang lain. Jadi, kalau kita gunakan kata-kata ilmiah, sedangkan yang kita ajak bicara tidak paham, tentu kita sampaikan tidak ada gunannya atau percuma. Sebaliknya, jika kita berbicara dengan golongan intelektual, pejabat, atau para ahli bidang tertentu, sebaiknya kita menggunakan kata-kata yang berasal dari bahasa asing. Dalam bahasa Indonesia pun banyak sekali kata-kata ilmiah.
Agar kesesuaian pilihan kata dapat kita capai, dalam berbicara atau menulis kita perlu memperhatikan hal-hal berikut.
-   Dalam situasi resmi, kita gunakan kata-kata baku.
- Dalam situasi umum, kita gunakan kata-kata umum.
- Dalam situasi khusus, kita gunakan kata-kata khusus.
                                                                               
  Kata Baku dan Tak Baku
Kata baku adalah kata yang tidk bercirikan bahasa daerah atau bahasa asing, baik  dalam penulisan maupun dalam pengucapannnya harus bercirikan bahasa Indonesia. Dengan perkataan lain, kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah kata dalam bahasa Indonesia. Kita perhatikan beberapa contoh berikut.
Kata baku
Kata tak baku
Paham
Nasihat
Ijazah
Jadwal
Kualitas
Kuantitas
Kuitansi
Karier
Pasien
Imbau
Utang
Isap
Beri
Dulu
Hakikat
Lewat
Mengapa
Senang
Asas
Energi
Hipotesis
kategori
Sistem
Metode
Teknik
Tim
Seksi
Subunit
Pascapanen
Antarbagian
Semifinal
Asusila
Caturbidang
Ekabahasa
Monoloyalitas
Supranatural
Ekstrakurikuler
Faham
Nasehat
Ijasah
Jadual
Kwalitas
Kwantitas
Kwitansi
Karir
Pasen
Himbau
Hutang
Hisap
Kasih
Dulunya
Hakekat
Liwat
Kenapa
Seneng
Azas
Enerji
Hipotesa
katagori
sistim
metoda
tehnik
team
sie
sub unit
pasca panen
antar bagian
semi final
a susila
catur bidang
eka bahasa
mono loyalitas
supra natural
ekstra kurikuler

                                                                                                       
 Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata ilmiah adalah kata yang biasa digunakan dilingkungan ilmuwan dan dunia pendidikan umumnya. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dikalangan masyarakat umum. Kita lihat beberapa contoh berikut.

Kata ilmiah
Kata populer
Dampak
Kendala
Formasi
Frustasi
Pasien
Volume
Koma
Akibat
Hambatan
Susunan
Kecewa
Orang sakit
Isi
sekarat

Dalam pembicaraan didepan umum, sebaiknya kita menggunakan kata-kata popular agar apa yang kita kemukakan dapat dipahami dengan baik dan mudah.


Sumber : 
Buku Bahasa Indonesia : Drs. I Ketut Dibia, S.Pd., M.Pd. dan I Putu Mas Dewantara, S.Pd., M.Pd. 2013. Bahan Ajar Bahasa Indonesia Keilmuan. Universitas Pendidikan Ganesha.

http://beareds.blogspot.com/2012/11/pengertian-kriteria-dan-jenis-diksi.html