Diksi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg
tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang
untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti memilih kata
melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi
juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Agar dapat
menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus
memenuhi syarat.
·
Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan
suatu gagasan.
·
Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk
membedakan secara tepat nuasa-nuasa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menentukan bentuk yang sesuai dengan situasi
dan nilai rasa bagi pembacanya.
Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu
memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas ,efektif dan
mudah dimengerti.
Adapun
Fungsi diksi yaitu :
·
Membuat
pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa
yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
·
Untuk
mencapai target komunikasi yang efektif.
·
Melambangkan
gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.Aspek Kata
Setiap kata terdiri dari dua aspek,
yaitu brntuk dan makna. Bentuk merupakan sesuatu yang dapat diinderai, dilihat,
atau di dengar. Makna merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi dalam
pikiran kita karena rangsangan bentuk. Apabila ada seseorang
berteriak’’banjir!’’ dalam pikiran kita timbul reaksi karena kita mengetahui
arti kata tersebut. Karena itu, pikiran kita akan menyatakan ada gerakan air
deras, besar, meluas, dan meluas secara tiba-tiba. Jadi, yang dimaksud bentuk
adalah semacam kata banjir, sedangkan makna adalah reaksi yang timbul dari
pikiran kita. Reaksi tentu akan berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini
tergantung pada tingkat perubahan setiap orang akan bentuk dan makna suatu
kata.
Untuk memahami kata, kita harus
mengetahui bentuk dan makna kata iti sekaligus. Pemahaman terhadap salah satu
aspek saja tidak menjamin pemahaman terhadap kata. Seseorang yang mengetahui
bentuk atau rupa suatu benda belum tentu mengetahui namanya. Demikian pula
halnya, seseorang yang mengetahui namanya saja belum tentu mengetahui bentuk
atau rupa benda itu. Jadi, pemahaman terhadap bentuk dan makna kata merupakan
syarat bagi pemahan terhadap kata.
Sebagaimana
dikemukakan, untuk dapat berbasa yang baik, benar, dan cermat, kita harus
memperhatikan pemakaian kata dan kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa yang
kita gunakan. Misalnya, kita mengunakan bahasa Indonesi, maka yang harus kita
perhatikan adalah kata dan kaidah bahasa Indonesia.
Dalam pengunaan kata, selain harus
memperhatikan fakor kebahasaan, kita pun harus mempertimbangakan berbagai
faktor di kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada pengunaan kata
karena kata merupakan tempat penampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus
memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita
sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar
atau pembaca.
Bahasa sebagai
alat komunikasi berfungsi untuk menyampaikan gagasan atau ide pembicara kepada
pendengar atau penulis kepada pembaca. Pendengar atau pembaca akan dapat
menerima gagasan atau ide yang di sampaikan pembicara atau penulis apabila
pilihan kata yang mengandung gagasan dimaksud tepat. Pilihan kata yang tidak
tepat dari pembicara atau penulis dapat mengakibatkan gagasan atau ide yang di
sampaikan tidak dapat di terima dengan
baik oleh pendengar atu pembaca. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan
hal-hal berikut: kata bermakna denotatif dan konotatif, kata bersinonim, kata
umum dan kata khusus, dan kata yang mengalami perubahan makna
Kata Bermakna Denotatif
Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubngan
konsep dengan kenyataan. Maka ini merupakan makna yang lugas, makna apa adanya.
Makna ini bukan makna kiasan atau penumpamaan.
Contoh kata denotatif :
-
Membicarakan
-
Memperlihatkan
-
penonton
Contoh :
Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Kata
Bermakna Konotatif
Makna
konotatif atau asosiatif muncul akibat asosiasi perasaan atau pengalaman kita
terhadap apa yang di ucapkan atau apa yang di dengar. Makna konotatif dapat
muncul di samping makna denotatif suatu kata.
Contoh kata konotatif
:
-
Membahas, mengkaji
-
Menelaah, meneliti, menyelidiki
-
Pemirsa, pemerhati
Dalam
bahasa tulisan ragam ilmiah dan formal yang harus kita gunakan adalah kata-kata
denotatif agar keobjektifan bisa tercapai dan mudah dipahami tanpa adanya
asosiasi. Hal ini perlu diperhatikan karena apabila terdapat asosiatif,
pemahaman pembaca atau pendengar sangat subjektif dan berkelainan. Kita
bandingkan kata perempuan dan pandai dalam kalimat berikut.
1) a. Perempuan
itu ibu saya.
b. Ah,
dasar perempuan.
2) a.
Saudara saya termasuk orang pandai dalam memootifasi orang lain untuk berpikir positif.
b.
karena kenyakinannya, barang yang hilang itu dinyatakan kepada orang pandai yang tinggal di sebuah kota.
Kata Bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang
memiliki makna yang sama atau hampir sama. Banyak kata bersinonim yang
bertdetonasi sama, tetapi konotasinya berbeda. Akibatnya, kata-kata yang
bersinonim itu dalam pemakaiannya tidak
sepenuhnya dapat saling menggantikan. Kata-kata mati, meninggal, wafat,
dan berpulang, mangkat, mampus, dan berpulang memiliki makna denotasi yang
sama, yaitu nyawa lepas dari raga, tapi makna konotasinya berbeda. Relakah
saudara kepada orang yang yang sangat saudara hormati dan saudara cintai mengatakan
dia telah mampus kemarin, sebaliknya kepada bintang saudara mengatakan binatang
kambing itu telah wafat kemarin.
Dengan contoh tadi jelaslah bagi
kita bahwa kata dapat memiliki kekhususan dalam pemakainnya walaupun kata yang
digunakan memiliki makna denotasi yang
sama.
Contoh kata bersinonim :
-
Cerdas = cerdik,
hebat, pintar.
-
Besar = agung, raya
-
Mati
= mangkat,wafat,meninggal
-
Ilmu
= pengetahuan
-
Penelitian = penyelidikan
Kata Bermakna Umum dan Bermakna Khusus
Dalam bahasa sehari-hari kita sering
mendengar atau memebaca kata yang bermakna kabur akibat maknanya terlalu luas.
Kata seperti itu sering mengganggu kelancaran dalam komunikasi, karena itu,
agar komunikasi berlangsung dengan baik., kita harus dengan cermat menggunakan
kata yang bermakna umum dan bermakna umum dan bermakna khusus secara tepat.
Jika tidak, komunikasi terhambat dan kesalahpahaman mungkin muncul.
Kata bermakna umum mencangkup kata
bermakna umum dapat menjadi kata bermakna khusus. Kata bermakna umum dapat menjadi kata bermakna khusus jika
dibatasi. Kata bermakna umum digunakan dalam mengungkapkan gagasan yang
bersifat umum, sedangkan kata bermakna khusus digunakan untuk menyatakan
gagasan yang bersifat khusus atau terbatas. Mari kita simak contoh berikut ini.
1. Dia memiliki
kendaraan
2. Dia memiliki
mobil.
3. Dia memiliki
sedan.
Kata sedan dirasakan lebih khusus
dari pada kata mobil. Kata mobil lebih khusus dari pada kata kendaraan. Demikian pula halnya dalam kata
beruntun ini binatang, binatang peliharaan, kucing.
Contoh kata umum dan kata khusus
Kata umum kata khusus
-
Ikan
- Gurame, lele, sepat, tuna, dll.
-
Bunga
- mawar, ros, melati,dan anggrek.
Kata Yang Mengalami Keluhan Makna
Sejarah perkembangan kehidupan manusia
dapat mempengaruhi sejarah perkembangan makna kata. Dalam bahasa Indonesia,
juga dalam bahasa lain, terdapat kata yang mengalami penyempitan makna,
peluasan makna, dan perubahan makna. Kata sarjana dan pendeta merupakan contoh
kata yang menngalami penyempitan makna. Kata sarjana semula digunakan untuk
cendekiawan yang telah menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi. Kata
pendeta semula memiliki arti orang yang berilmu, kini hanya digunakan untuk
menyebut guru atau pemimpin agama Kristen.
Kata berlayar, bapak, ibu, saudara,
putrid-putri merupakan contoh kata yang
mengalami peluasan makna. Kata berlayar semula digunakan dengan makna bergerak
di laut mengguanakan perahu layar. Kini
maknanya menjadi luas, yaitu bepergian di atas laut, baik memakai perahu layar
maupun memakai alat trasportasi lain. Kata bapak, ibu, dan saudara semula hanya
digunakan dalam hubungan kekerabatan. Kini ketiga kata tersebut digunakan juga untuk menyebut atau
menyapa orang lain yang bukan keluarga, bukan kerabat. Begitu pula halnya kata
putra-putri. Semula kata ini hanya digunakan untuk menyebut anak raja. Kini
anak siapa pun berhak dan boleh disebut putra-putri.
Demi ketepatan pilihann kata kita pun
harus berhati-hati mengunakan kata-kata yang memiliki tampilan mirip seperti
kata bahwa, bawa dan bawah;gaji dan gajih;sangsi dan sanksi. Kita pun harus
berhati-hati menggunakan ungkapan tentu seperti bercerita tentang, bukan
menceritakan tentang, sesuai dengan, bukan sesuai, bergantung pada atau
tergantung pada, bukan tergantung atau tergantung dari ( bandingkan dengan
depend on dan hang on dalam bahasa inggris).
Kesesuaian Pilihan Kata
Kesesuaian
pilihan kata berkaitan dengan pertimbangan pengungkapan gagasan atau ide dengan
memperhatikan situasi bicara dan kondisi pedengar atau pembaca. Dalam
pembicaraan bersifat resmi atau formal, kita harus menggunakan kata-kata baku.
Sebaliknya, dalam pembicaraan tak resmi atau santai, kita tidak dituntut
berbicara atau menulis dengan
menggunakan kata-kata baku untuk menjaga keakraban.
Faktor kepada
siapa kita berbicara atau kita menulis
atau diperhatikan agar kata-katayang kita gunakan dapat di ppahami oleh mereka.
Pada saat kita berbicara kepada masyarakat awan, sebaiknya kita gunakan
kata-kata umum(populer); jangan kita gunakan kata-kata yang bersifat ilmiah.
Tujuan kita berbicara atau menulis tentu untuk dipahamoi orang lain. Jadi,
kalau kita gunakan kata-kata ilmiah, sedangkan yang kita ajak bicara tidak
paham, tentu kita sampaikan tidak ada gunannya atau percuma. Sebaliknya, jika
kita berbicara dengan golongan intelektual, pejabat, atau para ahli bidang
tertentu, sebaiknya kita menggunakan kata-kata yang berasal dari bahasa asing.
Dalam bahasa Indonesia pun banyak sekali kata-kata ilmiah.
Agar kesesuaian pilihan kata dapat
kita capai, dalam berbicara atau menulis kita perlu memperhatikan hal-hal
berikut.
- Dalam
situasi resmi, kita gunakan kata-kata baku.
- Dalam
situasi umum, kita gunakan kata-kata umum.
- Dalam
situasi khusus, kita gunakan kata-kata khusus.
Kata Baku dan Tak Baku
Kata
baku adalah kata yang tidk bercirikan bahasa daerah atau bahasa asing,
baik dalam penulisan maupun dalam
pengucapannnya harus bercirikan bahasa Indonesia. Dengan perkataan lain, kata
baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah kata dalam bahasa Indonesia. Kita
perhatikan beberapa contoh berikut.
Kata baku
|
Kata tak baku
|
Paham
Nasihat
Ijazah
Jadwal
Kualitas
Kuantitas
Kuitansi
Karier
Pasien
Imbau
Utang
Isap
Beri
Dulu
Hakikat
Lewat
Mengapa
Senang
Asas
Energi
Hipotesis
kategori
Sistem
Metode
Teknik
Tim
Seksi
Subunit
Pascapanen
Antarbagian
Semifinal
Asusila
Caturbidang
Ekabahasa
Monoloyalitas
Supranatural
Ekstrakurikuler
|
Faham
Nasehat
Ijasah
Jadual
Kwalitas
Kwantitas
Kwitansi
Karir
Pasen
Himbau
Hutang
Hisap
Kasih
Dulunya
Hakekat
Liwat
Kenapa
Seneng
Azas
Enerji
Hipotesa
katagori
sistim
metoda
tehnik
team
sie
sub unit
pasca panen
antar bagian
semi final
a susila
catur bidang
eka bahasa
mono loyalitas
supra natural
ekstra kurikuler
|
Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata ilmiah
adalah kata yang biasa digunakan dilingkungan ilmuwan dan dunia pendidikan
umumnya. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dikalangan masyarakat
umum. Kita lihat beberapa contoh berikut.
Kata ilmiah
|
Kata
populer
|
Dampak
Kendala
Formasi
Frustasi
Pasien
Volume
Koma
|
Akibat
Hambatan
Susunan
Kecewa
Orang sakit
Isi
sekarat
|
Dalam
pembicaraan didepan umum, sebaiknya kita menggunakan kata-kata popular agar apa
yang kita kemukakan dapat dipahami dengan baik dan mudah.
Sumber :
Buku Bahasa Indonesia : Drs. I Ketut Dibia, S.Pd., M.Pd.
dan I Putu Mas Dewantara, S.Pd., M.Pd. 2013. Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Keilmuan. Universitas Pendidikan Ganesha.
http://beareds.blogspot.com/2012/11/pengertian-kriteria-dan-jenis-diksi.html